MAKALAH PERKEMBANGAN ISLAM




MAKALAH
PERKEMBANGAN ISLAM














Disusun Oleh :  Kelas XII TKJ
1.    DIYAH SURYANI                    (        )
2.    EKA FITRI W                           (        )
3.    INAYATUS SHOLIHAH         (        )
4.    NAIMATUN IROMAH            (        )
5.    NELI  MAFATICHU S             (        )
6.    SITI MAUNAH                         (        )



LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF NU
SMK NU KUNDURAN
KUNDURAN – BLORA
Alamat : Kompleks PP Al Huda No. 55 Kunduran Telp. (0296) 4312223
Tahun Pelajaran 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kamajuan Perdaban Islam di Dunia” ini dengan tepat waktu.
Tugas kali ini kami akan menyatakan tentang perkembangan Islam di Indonesia. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas kami menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua kami, guru mata pelajaran PABP Kelas XII  Bapak Udin, teman-teman kelas XII , dan semua orang yang telah turut serta membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Kami berharap semua pihak dapat mendukung berjalannya tugas kami ini, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun guna menjadikan tugas kami menjadi lebih baik kedepannya.
Kami selaku penyusun berharap semoga karya tulis ini ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Serta kami minta maaf apabila ada beberapa hal yang belum tepat atau salah.


Penyusun,
















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................   i
KATA PENGANTAR ......................................................................................   ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................   1
A.    Latar Belakang........................................................................................   1
B.     Rumusan Masalah ..................................................................................   1
C.     Tujuan Penulisan ....................................................................................   2
D.    Manfaat Penulisan ..................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................   3
A.    Pengertian Peradaban dan Perkembangan Islam ...................................   3
B.     Awal Mula Kemajuan Peradaban Islam .................................................   4
C.     Kemunduran Dunia Islam.......................................................................   8
D.    Kemajuan Islam Di Dunia.......................................................................   10
BAB III PENUTUP ..........................................................................................   11
A.    Kesimpulan ............................................................................................   11
B.     Saran ......................................................................................................   11
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peradaban Islam yang berlangsung sejak masa pemerintahan Rasulullah SAW di Madinah (abad ke-7 M) yang dilanjutkan oleh kaum muslimin sampai masa Kekhilafahan Bani Utsmani di Istanbul (abad ke-19 M) telah menorehkan serangkaian kejayaan dalam berbagai bidang. Perkembangan kemajuan Islam tersebut memang diwarnai dengan beberapa konflik antar penguasa yang tidak jarang disertai dengan pertumpahan darah. Meskipun demikian, para penguasa Islam umumnya menaruh perhatian besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di wilayah kekuasaannya. Faktor perhatian dari penguasa inilah yang membuat peradaban Islam menjadi berkembang dengan pesat, disamping faktor pemikiran Islam yang mendukung dan memotivasi kaum muslim untuk senantiasa melakukan penelitian dan pengembangan ilmu.
Peninggalan pemikiran hasil pengembangan ilmu yang dilakukan oleh kaum muslim tertuang dalam bentuk buku, karya sastra maupun artefak. Jika kita mau merujuk kepada pemikiran dan penulisan, kita akan melihat bahwa peradaban islam telah mencapai tingkatan yang tidak bisa dijangkau oleh barat kecuali pada periode terakhir ini. Untuk mempelajari peradaban dan berbagai tren yang ada di masa tersebut, maka perlu disertai dengan membahas tentang situasi negara tersebut. Damaskus telah mencapai puncak kejayaannya sewaktu kota tersebut dijadikan ibukota negara oleh Muawiyah, mempunyai karya nyata berupa: Masjid Agung Umayyah, dll. Kota Kairo tumbuh pesat setelah pada tahun 973 M, seiring dengan hijrahnya Khalifah Mu'izz Lidinillah dari Qairawan ke Mesir. Sejak saat itu, Kairo mencapai kejayaan sebagai pusat pemerintahan Dinasti Fatimiyah. Kota Baghdad mengalami masa keemasan sebagai pusat kebudayaan dan perdagangan dunia Islam. Begitu pula ketika khalifah dipegang oleh Al Ma'mun, seni literatur, teologi, filosofi, matematika, dan ilmu pengetahuan. Kemajuan peradaban diikuti oleh berbagai pusat negara seperti Sarai baru, Tabriz dan Cordova.

B.     Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian dari peradaban dan perkembangan islam di dunia ?
  2. Apa saja kemajuan peradaban Islam di dunia?
  3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemunduran umat Islam?
  4. Bagaimana periodisasi kemajuan Islam?

C.    Tujuan Pembahasan
  1. Mengetahui sejarah kemajuan Islam di dunia.
  2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran umat Islam.
  3. Mengetahui periodisasi kemajuan Islam.

































BAB II
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN PERADABAN DAN PERKEMBANGAN ISLAM
Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa. Sedang menurut istilah berarti “Keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Sedangkan pengertian selanjutnya memberikan makna sejarah sebagai catatan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian masa silam yang di abadikan dalam laporan-laporan tertulis dan dalam ruang lingkup yang luas, dan pokok dari persoalan sejarah senantiasa akan sarat dengan pengalaman-pengalaman penting yang menyangkut perkembangan keseluruhan keadaan masyarakat. Oleh sebab itu, menurut Sayid Quthub “Sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-peristiwa itu, dan pengertian mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh bagian serta memberinya dinamisme waktu dan tempat”.
Berangkat dari pengetian sejarah sebagaimana yang dikemukakan di atas, peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-Hadharah al-Islamiyah. Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah. Di Indonesia, sebgaimana juga di Arab dan Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata “kebudayaan” dan “peradaban”. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan manifestasi-manifestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra, religi dan moral, maka peradaban terrefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi.
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud :
1.      Wujud Ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan lain-lain.
2.      Wujud Kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
3.      Wujud Benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya. Sedangkan istilah peradaban biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah.
Dalam definisi peradaban yang di maksud disini yakni Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju, dan cepat mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang.

B.     AWAL MULA KEMAJUAN PERADABAN ISLAM
1.      Dinasti Umayah (661-750 M)
Bani Umayah adalah keturunan Umayah bin Abdul Syams, salah satu suku Quraisy. Dalam sejarah Islam Bani Umayah mendirikan dalam dua periode: Damascus dan Cordoba. Dinasti umayah dimulai dengan naiknya Muawiyah sebagai khalifah pada tahun 661 M. Bani Umayah berhasil mengokohkan kekhalifahan di Damascus selama 90 tahun (661 – 750).
Penyebutan ”Dinasti” pada kekhalifahan Bani Umayah karena Muawiyah mengubah sistem suksesi kepemimpinan dari yang bersifat demokratis dengan cara pemilihan kepada yang bersifat keturunan.
Kemajuan-kemajuan diberbagai bidang mulai diraih kekhalifahan Islam diantaranya adalah:
·         Bidang ekspansi wilayah
·         Bidang bahasa dan sastra Arab
·         Bidang pembangunan fisik sarana prasarana penunjang kebudayaan dan pemerintahan seperti masjid-masjid, istana-istana peristirahatan.
Di masa ini gerakan-gerakan ilmiyah telah berkembang pula, seperti dalam bidang keagamaan, sejarah dan filsafat. Kekuasaan dan kejayaan Dinasti Bani Umayah  mencapai puncaknya di zaman al-Walid. Sesudah itu kekuasaan mereka menurun.
Hasil gambar untuk kemajuan peradaban islam di dunia
Islam sebagai pilar peradaban
Pada awal abad ke-8 (720 M) sentimen anti-pemerintahan Bani Umayah telah tersebar secara intensif. Kelompok yang merasa tidak puas bermunculan. Gerakan oposisi yang pertama-tama dinamakan Hasyimiyah dan kemudian Abbasiyah dipimpin oleh Muhammad bin Ali. Gerakan ini mendapat dukungan terbesar dari orang-orang khurasan. Di bawah pimpinan panglimanya yang tangkas, Abu Muslim al-Khurasani, gerakan ini dapat menguasai wilayah demi wilayah kekuasaan Bani Umayah. Pada Januari 750 Marwan II, Khalifah terakhir Bani Umayah, dapat dikalahkan di pertempuran Zab Hulu, sebuah anak Sungai Tigris sebelah timur Mosul. Ia kemudian melarikan diri ke Mesir. Sementara itu, pasukan Abbasiyah membunuh semua anggota keluarga Bani Umayah yang berhasil mereka tawan. Ketika mereka mencapai Mesir, sebuah kesatuan menemukan dan membunuh Marwan II pada Agustus 750. Maka berakhirlah kekuasaan Bani Umayah di Damaskus. Namun satu-satunya anggota keluarga Bani Umayah, Abdurrahman (cucu Hisyam), berhasil meloloskan diri ke Afrika Utara, kemudian menyeberang ke Spanyol. Disinilah selanjutnya ia membangun kekuasaan Dinasti Bani Umayah yang baru dengan berpusat di Cordoba.
 Penyebab runtuhnya Dinasti Bani Umayyah :
Ø  Mendapat perlawanan dari kaum Khawarij.
Ø  Mendapatkan pertentangan pula dari Talhah dan Zubeir dari Mekkah.
Ø  Pertentangan dari golongan Syiah.
Ø  Pertentangan tradisional antara suku Arab Utara dan suku Arab Selatan.
Ø  Persaingan antara kalangan anggota Dinasti Bani Umayyah.
Ø  Kehidupan mewah pihak istana, sehingga membuat anak-anak Khalifah kurang sanggup memikul beban berat.
Ø  Munculnya Khalifah Bani Hasyim (satu cabang lain dari Quraisy). Bekerjasama dengan kaum Syiah untuk melakukan serangan kepada Bani Umayyah.
Setelah masa pemerintahan Bani Umayyah berakhir pemerintahan kemudian di pimpin oleh Dinasti Bani Abbas (750 – 754 M ). Perbedaan antara kedua dinasti ini adalah, kalau masa Bani Umayyah merupakan ekspansi daerah kekuasaan Islam, maka saat dinasti Bani Abbas adalah masa pembentukan dan perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam.



2.      Dinasti Abasiyah (750-1258 M)
Dinasti Abbasiyah yang menguasai daulah (negara) pada masa klasik dan pertengahan Islam. Pada masa pemerintahan Abbasiyah tercapai zaman keemasan Islam. Daulah ini disebut Abbasiyah karena pendirinya adalah keturunan al-Abbas (paman Nabi SAW) yakni Abu Abbas as-Saffah. Walaupun Abu Abbas adalah pendiri daulah ini, pemerintahannya hanya singkat (750 – 754). Pembina daulah ini yang sebenarnya adalah Abu Ja’far al-Mansur (khalifah ke-2). Dua khalifah inilah peletak dasar-dasar pemerintahan Daulah Abbasiyah.
Para sejarawan membagi Daulah Abbasiyah dalam lima periode;
Periode Pertama (132 H – 232 H / 750 M – 847 M)
Periode kedua (232 H – 334 H / 847 M – 945 M)
Periode ketiga (334 H – 447 H / 945 M – 1055 M)
Periode keempat (447 H – 590 H / 1055 M – 1199 M)
Periode kelima (590 H – 656 H / 1199 M – 1258 M)
3.      Dinasti Umayah di Spanyol (757-1492 M)
Di belahan Barat (eropa) berdiri megah Khalifah Umayah di Spanyol dengan sebelumnya tentara Islam pimpinan Thariq Ibnu Ziyad  pada tahun 711 M menaklukkan kerajaan Visigothic yang diperintah oleh raja Roderick. Dalam memperluas wilayah kekuasaannya kekuatan Islam ini pada tahun 732 menyeberangi pegunungan pirenia (perbatasan Perancis), dan pastilah akan mengubah sejarah Eropa seandainya mereka tidak dikalahkan dengan menyedihkan sekali oleh Charles Mortel atau yang sering dipanggil Karel Martel.
4.      Dinasti Fatimiyah (919-1171 M)
Syahruddin El-Fikriasa Kejayaan Islam (the golden age of Islam) ditandai dengan penyebaran agama Islam hingga ke benua Eropa. Pada masa itulah berdiri sejumlah pemerintah atau kekha-lifahan Islamiyah. Seperti dinasti Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, Turki Utsmani dan Ayyubiyah.
Selain penyebaran agama, kemajuan Islam juga ditandai dengan kegemilangan peradaban Islam. Banyak tokoh-tokoh Muslim yang muncul sebagai cendekiawan dan memiliki pengaruh besar dalam dunia peradaban hingga saat ini. Namun, setelah perebutan kekuasaan dan kepemimpinan yang kurang fokus, akibatnya pemerintahan Islam dikalahkan. Salah satunya adalah dinasti Fatimiyah.
Imperium Ismailiyah yang didirikan oleh Ubaidillah al-Mahdi ini hanya mampu bertahan selama lebih kurang dua setengah abad (909-1171 M). Ubaidillah al-Mahdi adalah pengikut sekte Syiah Ismailiyah. Dinamakan sekte Ismailiyah, karena sepeninggal Jafar As-Shadiq, anggota sekte Syiah Ismailiyah berselisih pendapat mengenai sosok pengganti sang imam (Jafar as-Shadiq). Dan Ismail selaku putra Jafar yang sedianya akan dijadikan pengganti, telah meninggal terlebih dahulu. Di saat yang sama, mayoritas pengikut Ismailiyah menolak penunjukan Muhammad yang merupakan putra Ismail. Padahal, menurut mereka masih terdapat sosok Musa Al-Kazhim yang dinilai lebih pantas memegang tampuk kepemimpinan spiritual.
Maka disaat itulah, tampil Abdullah atau Ubaidillah Al-Mahdi mengambil kepemimpinan spiritual langsung (dari jalur Ali melalui Ismail). Bersama keluarga dan para pengikutnya, Ismailiyah menyebar di wilayah Salamiyah, sebuah pusat kaum Ismailiyah di Suriah. Maka pada tahun 297 H atau 909 M, ia dilantik menjadi khalifah.
Hasil gambar untuk kemajuan peradaban islam di dunia
Perdagangan merupakan salah satu faktor peradaban islam di dunia

Pada masa kepemimpinannya, pemerintahan Dinasti Fatimiyah berpusat di Maroko, dengan ibukotanya al-Manshur-iyah. Dinasti Fatimiyah menjalankan roda pemerintahan di Maroko selama 24 tahun yang di pimpin oleh empat orang khalifah, termasuk Ubaidillah al-Mahdi. Tiga orang khalifah Dinasti Fatimiyah lainnya yang pernah memerintah di Maroko adalah al-Qaim (322-323 H/934-946 M), al-Manshur (323-341 H/946-952 M), dan al-Muizz (341-362 H/952-975 M).
Maka sejak saat itulah, dinasti Fatimiyah berhasil menjadi salah satu pusat pemerintahan Islam yang disegani. Puncaknya, terjadi pada masa Al-Aziz (365-386 H/975-996 M). Ia adalah putra dari Al-Muizz yang bernakma Nizar dan bergelar al-Aziz (yang perkasa). Al-Aziz, berhasil mengatasi persoalan keamanan di wilayah Suriah dan Palestina. Bahkan, pada masanya ini pula, ia membangun istana kekhalifahan yang sangat megah hingga mampu menampung tamu sebanyak 30 ribu orang. Tempat-tempat ibadah, pusat perhubungan, pertanian maupun industri mengalami perkembangan pesat.

C.    KEMUNDURAN DUNIA ISLAM
Kemundruan umat Islam dalam peradabannya terjadi pada sekitar tahun 1250  s/d tahun 1500 M. Kemunduran itu terjadi pada semua bidang terutama dalam bidang Pendidikan Islam. Di dalam Pendidikan Islam, kemunduran itu oleh sebagai diyakini karena berasal dari berkembangnya secara meluas pola pemikiran tradisional.
Dunia islam saat ini mempunyai luas wilayah mencapai sekitar 31,8 juta km atau 25% dari seluruh luas dunia, dari Indonesia sebelah timur hingga sinegal sebelah barat dan dari utara Turkestan hingga keselatan mozambik, dan jumlah kaum muslimin lebih dari 1,3 miliyar orang.
Tapi kuantitas umat islam yang begitu besar belum di imbangi dengan kualitasnya, sehimgga kondisi umat islam sangat tertinggal oleh dunia barat (Kristen).
Kelemahan umat islam tersebut disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
  1. Umat islam kurang menjalankan akidah islam yang luas.
  2. Umat islam kurang melaksanakan hukum Allah.
  3. Umat islam kurang menerapkan amar ma’ruf nahi mungkar.
  4. Umat islam kurang menjalankan jihad.
  5. Umat islam telah terjebak dalam perbedaan-perbedaan internal ketamakanduniawi.
  6. Umat islam terlalu santai dan kurang memperhatikan kepentingan umat.
  7. Umat islam terpengaruh arus pemikiran barat yang merusak.
  8. Umat islam mengalami perpecahan dan pertikaian.
  9. Upaya keras non Islam dalam mengalahkan umat islam.
Secara garis besar umat islam mengalami kemunduran dikarenakan kurang memperhatikan pelaksanaan ajaran agamanya dan dominasi Negara-negara barat dalam bidang politik dan peradaaban. Menyadari kondisi yang demikian umat islam berusaha bangkit untuk mengejar ketinggalan.

a)      Krisis dalam Bidang Sosial Politik
Awalnya adalah rapuhnya penghayatan ajaran Islam, terutama yang terjadi dikalangan para penguasa. Bagi mereka ajaran Islam hanya sekedar diamalkan dari segi formalitasnya belaka, bukan lagi dihayati dan diamalkan sampai kepada hakekat dan ruhnya. Pada masa itu ajaran Islam dapat diibaratkan bagaikan pakaian, dimana kalau dikehendaki baru dikenakan, akan tetapi kalau tidak diperlukan ia bisa digantungkan. Akibatnya para pengendali pemerintahan memarjinalisasikan agama dalam kehidupannya, yang mengakibatkan munculnya penyakit rohani yang sangat menjijikkan seperti keserakahan dan tamak terhadap kekuasaan dan kehidupan duniawi, dengki dan iri terhadap kehidupan orang lain yang kebetulan sedang sukses. Akibat yang lebih jauh lagi adalah muncullah nafsu untuk berebut kekuasaan tanpa disertai etika sama sekali. Kepada bawahan diperas dan diinjak, sementara terhadap atasan berlaku menjilat dan memuji berlebihan menjadi hiasan mereka.
”Syariat Islam adalah demokratis pada pokoknya, dan pada prinsipnya musuh bagi absolutisme” (Stoddard, 1966: 119) Kata Vambrey,” Bukanlah Islam dan ajarannya yang merusak bagian Barat Asia dan membawanya kepada keadaan yang menyedihkan sekarang, akan tetapi ke-tanganbesi-an amir-amir kaum muslimin yang memegang kendali pemerintahan yang telah menyeleweng dari jalan yang benar. Mereka menggunakan pentakwilan ayat-ayat al-Quran sesuai dengan maksud-maksud despotis mereka”.

b)     Krisis dalam Bidang Keagamaan
Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian sementara ulama jumud (konservatif) yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Untuk menghadapi berbagai permasalahan kehidupan umat Islam cukup mengikuti pendapat dari para imam mazhab. Dengan adanya pendirian tersebut mengakibatkan lahirnya sikap memutlakkan semua pendapat imam-imam mujtahid, padahal pada hakekatnya imam-imam tersebut masih tetap manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan.
Kondisi dunia Islam yang dipenuhi oleh ulama-ulama yang berkualitas dibuatnya redup dan pudarnya nur Islam yang di abad-abad sebelumnya merupakan kekuatan yang mampu menyinari akal pikiran umat manusia dengan terang benderang.

c)      Krisis bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
 Krisis ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya krisis dalam bidang sosial politik dan bidang keagamaan. Pusat-pusat ilmu pengetahuan baik yang berupa perpustakaan maupun lembaga-lembaga pendidikan diporak-porandakan dan dibakar sampai punah tak berbekas. Akibatnya adalah dunia pendidikan tidak mendapatkan ruang gerak yang memadai. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang ada sama sekali tidak memberikan ruang gerak kepada para mahasiswanya untuk melakukan penelitian dan pengembangan ilmu. Kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang menjadi ruh atau jantungnya pengembangan ilmu pengetahuan Islam satu persatu surut dan sirna. Cordova dan Baghdad yang semula menjadi lambang pusat peradaban dan ilmu pengetahuan beralih ke kota-kota besar Eropa.

D.    KEMAJUAN ISLAM DI DUNIA
Benih pembaharuan dalam dunia Islam sesungguhnya telah muncul di sekitar abad XIII Masehi, suatu masa yang pada waktu itu dunia Islam tengah mengalami kemunduran dalam berbagai bidang dengan sangat drastisnya. Ditengah-tengah kemelut yang melanda Baghdad disebabkan karena invasi yang dilakukan oleh tentara Mongol di bawah komando Hulagu Khan.
Secara umum, ada tiga periode dalam periodisasi yang diakui sejarawan, yakni masa klasik (650-1250 M). Masa ini merupakan masa awal pertumbuhan serta perkembangan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagai pemimpin agam, saat itu Rasulullah masih dalam masa dakwah dan penyebarluasan agama Islam, Islam pertengahan (1250-1800 M) setelah beberapa abad umat Islam menguasai dunia, di awal abad ke-13 kekuasaan Islam mulai terguncang. Banyak kerajaan-kerajaan kecil yang mulai berani melakukan serangan-serangan karena merasa tidak lagi diperhatikan dan ingin bebas dari kekuasaan kekhalifahan pada saat itu. Dan puncak dari keruntuhan kekhalifahan Islam pada masa itu adalah kehancuran Bagdad sebagai pusat pemerintahan oleh seragan Hulaghu khan (cucu Jengis Khan). Ia adalah , serta modern (1800-sekarang). Periode ini merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahw di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi Islam.




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Pada akhirnya makna yang terkandung dalam makalah ini adalah, bahwa sebagai umat Islam patut berbangga diri telah mendapat hidayah dan takdir dilahirkan sebagai umat Islam. Sedemikian hebatnya kemajuan Islam di dunia dari kebudayaan, ilmu pengetahuan hingga sistem pemerintahan yang sudah tertata rapi dan mempunyai sistem pemerintahan yang demokratis.
Isi Al-Quran yang demikian berarti bagi kehidupan manusia, sebagai tuntunan dunia akhirat telah mengatur aturan-aturan main dalam menjalankan tugasnya manusia di bumi ini untuk selalu melakukan kebaikan dan ibadah yang semata-mata dilakukan karena ingin mendapat Ridha-Nya.

B.     SARAN
Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam yang menjalani ajaran Allah SWT dan meneladani sunnah Rasul-Nya hendaknya kita semua sebagai umat Islam wajib untuk melaksanakan kewajiban dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebab, para pendahulu kita telah berjuang untuk kemajuan agama Islam.


















DAFTAR PUSTAKA


http://nyari-makalah.blogspot.com/2016/03/makalah-kemajuan-islam-di-dunia.html

Aminuddin, dkk,  Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Ilmi Bachrul, Pendidikan Agama Islam, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007.



Komentar