Makalah Gunung Berapi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Limpahan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah PABP
tentang Letusan Gunung Berapi.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan Makalah ini
tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, tak lupa
kami menyadari dengan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki, penyusunan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca dan penyusun. Terima
kasih...
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gunung berapi atau gunung api secara umum
adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu system saluran fluida
panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar
10km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk
sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi
separuh aktif, istirahat, sebelumakhirnya menjadi tidak aktif atau mati.
Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum
berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan
sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu
berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Gunung meletus terjadi akibat endapan magma
di dalam perut bumi yangdidorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari
letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa
abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang
lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer
jauhnya dan bahkan nbis mempengaruhi putaran iklim di bumi ini .
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian gunung berapi?
2.
Bagaimanakah
proses terjadinya letusan gunung berapi?
3.
Apa penyebab letusan pada gunung berapi?
4.
Apa jenis-jenis gunung berapi?
5.
Apa dampak positif dan negatif dari gunung meletus?
C.
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian gunung
berapi
2. Mengetahui proses terjadinya
letusan gunung berapi
3. Mengetahui penyebab letusan
pada gunung berapi
4. Mengetahui jenis-jenis gunung
berapi
5. Mengetahui dampak positif dan
negatif dari gunung meletus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gunung Berapi
Gunung berapi adalah istilah untuk sistem
fluida panas(batuan cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman bumi hingga
ke permukaan bumi, termasuk endapan material yang dimuntahkan ketika meletus.
Istilah gunung meletus juga digunakan untuk menamai pembentukan gunung api es
dan gunung api lumpur. Gunung api es terbentuk didaerah yang memiliki iklim
salju, sedangkan gunung api lumpur terbentuk didaerah yang tidak memiliki iklim
salju. Gunung berapi banyak terdapat di daerah cincin api pasifik, yakni garis
bertemunya dua lempeng tektonik.
Gunung berapi dapat berada
dalam beberapa fase sepanjang keberadaannya. Gunung berapi aktif suatu saat
dapat berada dalam keadaan separuh aktif, istirahat, atau mati. Sulit untuk
menentukan sebuah gunung sedang berada pada suatu kondisi tertentu karena
sebuah gunung api bisa beristirahat hingga 610 tahun kemudian akif kembali.
Ketika sebuah gunung berapi
meletus, magma yang berada dalam dapur akan keluar sebagai lahar atau lava.
Selain oleh lava, kehancuran yang dipicu oleh gunung meletus dapat juga
disebabkan oleh: Aliran lava, letusan gunung berapi, aliran
lumpur, abu, kebakaran
hutan, gas beracun, gelombang
tsunami, dan gempa bumi
B. Proses Terjadinya Gunung Meletus
Gunung meletus terjadi
akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi
terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan
keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri
daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan
korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan
bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI)
1.
Gas vulkanik
2. Lava dan aliran pasir serta batu panas
3. Lahar
4. Tanah
longsor
5. Gempa
bumi
6. Abu
letusan
7. Awan
panas (Piroklastik)
Persiapan
menghadapi Letusan gunung Berapi :
1.
Mengenali daerah setempat dalam menentukan
tempat yang aman untuk mengungsi
2.
Membuat perencanaan penanganan bencana
3.
Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan
4.
Mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian
alat perlindungan)
Jika terjadi Letusan
gunung Berapi :
1.
Hindari daerah rawan bencana seperti lereng
gunung, lembah dan daerah aliran lahar
2.
Di tempat terbuka,
lindungi diri dari abu letusan dan awan panas
3.
Persiapkan diri untuk
kemungkinan bencana susulan
4.
Kenakan pakaian yang bisa
melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya
5.
Gunakan pelindung mata
seperti kacamata renang atau lainnya
6.
Jangan memakai lensa kontak
7.
Pakai masker atau kain menutupi mulut dan
hidung
8.
Saat turunnya awan panas usahakan untuk
menutup wajah dengan kedua belah tangan.
Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi :
1.
Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2.
Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena
beratnya bisa merusak ataun meruntuhkan atap bangunan
3.
Hindari mengendarai mobil di daerah yang
terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin motor, rem, persneling hingga
pengapian.
Beberapa tanda-tanda
sebelum meletus :
1. Suhu di sekitar gunung naik. Hal ini menunjukkan terjadu
kenaikan aktifitas Merapi.
2. Mata
air menjadi kering.
3. Sering
mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
4. Tumbuhan
di sekitar gunung layu.
C. Penyebab Letusan Pada Gunung Berapi
Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona
kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan
dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang
merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di
sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair
yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior
bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu
melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah
gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada
kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk
pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik
ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di
sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di
dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km
dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang
(reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada
dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan
ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian
batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju
ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya
terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang
disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik
lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan
berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian
puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma
yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang
utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau
bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini
mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau
mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.
D. Tingkat Isyarat Gunung Berapi di Indonesia
1. Status Awas
a. Menandakan
gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang
menimbulkan bencana
b. Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
c. Letusan
berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
Tindakan
:
a. Wilayah
yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
b. Koordinasi
dilakukan secara harian
c. Piket
penuh
2. Status Siaga
a. Menandakan
gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
b. Peningkatan
intensif kegiatan seismik
c. Semua
data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju
pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
d. Jika
tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
Tindakan
a. Sosialisasi
di wilayah terancam
b. Penyiapan
sarana darurat
c. Koordinasi
harian
d. Piket
penuh
3. Status Waspada
a. Ada
aktivitas apa pun bentuknya
b. Terdapat
kenaikan aktivitas di atas level normal
c. Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis
lainnya
d. Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh
aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
Tindakan
a. Penyuluhan/sosialisasi
b. Penilaian
bahaya
c. Pengecekan
sarana
d. Pelaksanaan
piket terbatas
4. Status Normal
a. Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
b. Level
aktivitas dasar
Tindakan
a. Pengamatan
rutin
b. Survei
dan penyelidikan
E. Jenis-Jenis Gunung Berapi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
Gunung Api merupakan gunung yang terbentuk dari hasil erupsi magma, lalu setiap
gunung memiliki jenis-jenis atau tipe yang berbeda berdasarkan sebagai
berikut:
1.
Gunung Api
Berdasarkan Bentuknya
a. Stratovolcano : Tersusun dari
batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat
menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga
membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan,
karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis
ini.
b. Perisai : Tersusun dari batuan aliran lava yang
pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut
yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri
dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di
kepulauan Hawai.
c. Cinder Cone :
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di
sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di
puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
d. Kaldera :
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar
ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis
ini.
2.
Gunung Api
Berdasarkan Proses Terjadinya
a.
Gunung api Maar,
berbentuk seperti danau kawah. Terjadi karena letusan besar yang kemudian
membentuk lubang besar di bagian puncak. Bahan-bahan yang dikeluarkan berupa
benda padat/effiata. Contoh, Gunung Lamongan di Jawa Timur.
b.
Gunung api
kerucut/srato,
yaitu jenis gunung api yang paling banyak dijumpai. Berbentuk seperti kerucut
dengan lapisan lava dan abu yang berlapis-lapis. Terjadi karena letusan dan
lelehan batuan panas dan cair. Lelehan yang sering terjadi menyebabkan lereng
gunung berlapis-lapis sehingga disebut strato. Sebagian besar gunung api di
Indonesia masuk dalam kategori gunung api kerucut. Contoh, Gunung Merapi.
c. Gunung api perisai/tameng, berbentuk seperti
perisai, terjadi karena lelehan yang keluar dengan tekanan rendah, sehingga
nyaris tidak ada letusan dan membentuk lereng yang sangat landai dengan
kemiringan 1 sampai 10 derajat. Contoh gunung api perisai/tameng antara lain
Gunung Maona Loa Hawaii di Amerika Serikat.
3. Gunung Api Berdasarkan Tipe Letusan
a. Hawaian, memiliki tipe letusan dengan pancuran lava
ke udara mencapai ketinggian 200 meter, mudah bergerak dan mengalir secara
bebas.
b. Strombolian, memiliki ciri letusan mencapai 500 meter
dengan pijaran seperti kembang api.
c. Merapi, memiliki tipe letusan dengan ciri guguran
lava pijar saat kubah lava runtuh.
d. Volcanian, memiliki ciri letusan yang membentuk
volcano disertai awan panas yang padat.
e. Pelean, gunung api dengan tipe letusan yang paling
merusak karena magma yang meletus dari bagian lereng gunung yang lemah.
f. St. Vincent, gunung api dengan tipe letusan yang
disertai longsoran besar dan awan panas yang bisa menutupi area yang luas.
g. Sursteyan, gunung api dengan tipe letusan dengan
vulkanian tetapi kekuatan letusannya lebih besar.
h. Plinian, gunung api dengan tipe letusan eksplosif
yang sangat kuat dengan ketinggian letusan yang mencapai >500 km.
4. Gunung Api Berdasarkan Aktifitasnya
a. Gunung api aktif, yaitu gunung api yang
masih bekerja dan mengeluarkan asap, gempa, dan letusan.
b. Gunung api mati, yaitu gunung api yang
tidak memiliki kegiatan erupsi sejak tahun 1600.
c. Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang
meletus sewaktu-waktu, kemudian beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan Gunung
Kelud.
F. Dampak Positif dan Negatif Akibat Gunung Meletus
Gunung
berapi merupakan gunung yang sewaktu – waktu bisa meletus. Di
Indonesia terutama dipulau jawa merupakan daerah yang banyak gunung berapinya.
Adanya gunung api ini member pengaruh bagi kehidupan, baik pengaruh positif
maupun negatif.
Berikut
merupakan penjelasan dampak positif atau menfaat dari gunung berapi
1.
Gunung
api mengeluarkan abu vulkanis yang dapat menyuburkan tanah
2.
Material
gunung api berupa batu, kerikil, dan pasir dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan
3.
Magma
yang telah membeku di permukaan bumi menyimpan bermacam material logam atau
bahan tambang, seperti emas dan perak
4.
Kawasan
gunung api bisa di manfaatkan untuk lahan hutan, perkebunan dan pariwisata
Adapun dampak negative atau kerugian yang
disebabkan oleg gunung api adalah :
1.
Lava
pijar yang bercampur air pada kawah gunning api membentuk lahar panas yang
dapat meluncur menuruni lereng menghancurkan apaapun tak terkecuali daerah
pemukiman.
2.
Lava
dingin berupa aliran batu, kerikil, dan pasir bertumpuk – tumpuk dipuncak
gunung, pada saat tertentu akan meluncur menuruni daerah yang dilalui dan
menghancurkan apapun yang ada
3.
Apabila
gunung berapi dibawah permukaan laut meletus, biasannya diikuti gelombang
tsunami
4. Abu vulkanis yang membumbung tinggi keudara
atau yang sering disebut wedos gembel dapat mengganggu jalur penerbangan.
BAB III
KESIMPULAN
Jadi gunung merapi adalah suatu
pelepas tenaga bumi yang ada di perut bumi,jadi semakin dalam dapur magma maka
akan semakin bahaya letusan yang kan terjadi,apabila dapur magma sempit,
letusan yang kan terjadi akan lebih lebih kuat dari yang tadi,gunung merapi
yang akan meletus biasanya mengeluarkan tanda –tanda seperti keluarnya asap
belerang,dan terjadi gempa kecil berulang – ulang kali…
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.warta.com/berita-luar/kondisi-warga-pasca-gunung-merapi-di-yogyakarta.html
http://www.agash.co.cc/2010/10/akibat-dampak-meletusnya-gunung-merapi.html
http://riaupos.com/news/2010/10/27/gunung-merapi-meletus/
http://tulisan-menarik.blogspot.com/2010/11/ribuan-pengungsi-gunung-merapi-nekat.html
Komentar
Posting Komentar